Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km² dengan
penduduknya berjumlah 2.909.257 jiwa (2015). Daerah metropolitan Surabaya yaitu
Gerbangkertosusila
yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar
kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Surabaya
dilayani oleh Bandar Udara
Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung
Perak, dan Pelabuhan Ujung.
Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan
karena sejarahnya
yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo
(Pemuda-Pemuda Surabaya) untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari
penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura/suro
(ikan hiu) dan baya/boyo (buaya)
yang akhirnya membentuk nama Surabaya.
SENI DAN BUDAYA
Ludruk
Ludruk merupakan
salah satu genre teater di JawaTimur. Ini adalah bentuk kinerja tradisional
yang disajikan oleh serombonganaktor (atau komedian) di atas panggung, kembali
menceritakan kisah kehidupanseseorang sehari-hari dan perjuangan mereka.
Asal-usulnya tidak jelas, namundiyakini awal abad ke-13. Dialog atau monolog di
ludruk kebanyakan komedi. Paraaktor hampir selalu menggunakan dialek Surabaya.
Sekalipun, ada bintang tamudari daerah lain, seperti Jombang, Malang, Madura,
Madiun yang masing-masingakan menggunakan dialeg Jawa yang berbeda bekerja
dalam sutau penampila, secarakeseluruhan, mereka sederhana dan mudah, membuat
ludruk mudah dipahami olehsemua orang. Hal ini kadang-kadang diselingi dengan
lelucon dan diiringi uaragamelan.
Tari Reog
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang
sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok
dan gemblak,
dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah
satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang
berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Tari
Sparkling Surabaya
Tari sparkling Surabaya adalah tari kreasi modern,
yang muncul di tengah-tengah masyarakat heterogen Surabaya, dan latar belakang
seni perkotaan. Gerakan tari Sparkling Surabaya ini membentuk gaya modern
sendiri, mengacu pada gerakan tari tradisional jawa timur yang berkembang di
metropolis.
Karapan
Sapi
Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.
MAKANAN
TRADISIONAL/KHAS
1. Rujak
Cingur
Rujak
adalah makanan yang terkenal di banyak tempat di Indonesia. Namun, berbeda
dengan rujak-rujak lain yang berisi buah-buahan disiram dengan sambal gula
merah, di Surabaya, rujak ada dua macam. Jenis yang biasa kita konsumsi yang
berbahan mangga, bengkoang, mentimun dan nanas dengan bumbu gula merah, kacang
dan asam dikenal sebagai rujak manis atau rujak buah. Sedangkan, di Surabaya
sendiri ada rujak khas yang bernama rujak cingur yang sangat terkenal di Jawa
Timur.
Cingur
atau congor adalah kata dalam Bahasa Jawa yang berarti mulut. Yang dimaksud
adalah moncong sapi yang direbus dan diiris tipis-tipis dan dijadikan bahan
hidangan ini. Selain cingur, rujak ini juga menyertakan irisan buah seperti
mentimun, mangga muda, nanas, dan bengkoang ditambahkan dengan sayur- mayur seperti
kangkung, kacang panjang, kecambah dan tahu, tempe, serta menjes atau mendoan.
Makanan ini disajikan dengan saus dari ulegan bumbu kacang, petis udang dan
pisang kluthuk yang dihidangkan dengan lontong dan sangat cocok sebagai menu
makan siang
2. Tahu Tek
Makanan khas
Surabaya berikutnya adalah tahu tek. Makanan ini berbahan tahu yang dipotong
menjadi bebentuk kotak kecil-kecil dan digoreng. Tahu ini disajikan dengan
gorengan kentang, kecambah dan ketimun yang dipotong kecil dan panjang seperti
acar. Hidangan ini lalu dilumuri dengan saus gelap yang terbuat dari ulegan
kacang tanah dengan petis, bawang putih dan cabe. Untuk menambah nikmatnya,
hidangan yang biasanya dikonsumsi malam hari ini ini juga ditaburi kerupuk
udang dan bawang goreng. Disebut tahu tek karena penjualnya menggunakan gerobak
dengan kentongan bambu yang berbunyi tek-tek.
3. Rawon
Menu masakan
khas jawa ini yang berisi sup daging dengan aneka rempah sehingga terlihat
kuahnya berwarna hitam pekat, lebih sering di jumpai daging yang di gunakan
adalah daging sapi namun terkadang ada juga yang menggunakan daging ayam. agar
terasa lebih mantap saat makan nasi rawon, bisa menggunakan perahan air jerik
nipis ditambah cabe bagi yang suka pedas.
PAKAIAN ADAT
CAK
DAN NING SURABAYA
Pemilihan Putra dan Putri Daerah di
berbagai kota setiap tahun selalu diadakan. Pemilihan ini mengundang berbagai
pro dan kontra. Terlepas dari pro dan kontra tersebut kita mencoba untuk
menyampaikan (sekaligus menjawab pertanyaan Cak Kandar yll) terutama mengenai
busana Cak dan Ning Surabaya.
Cak merupakan sosok pemuda pria
Surabaya yang ceplas ceplos sehingga lebih suka mengatakan sesuatu secara
spontan dan penuh pertimbangan. Sosok Cak Surabaya adalah sosok pelindung dan
memiliki loyalitas yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat melalui kemanapun Ning
pergi, Cak selalu mendampingi.
Cak Surabaya memiliki busana
kebesaran. Baju Kebesaran adalah pakaian khas Surabaya Tempo Doeloe (dulu) dan
hingga kini pakaian tersebut masih digunakan dalam acara besar di kediaman
walikota, balai kota dan acara - acara formal yang lain.
Setiap baju kebesaran Cak Surabaya
memiliki banyak filosofi. Mulai dari Udeng Batik poteh pancot miring warna hitam
tiga tingkat hingga terompah. Adapun Penjelasan dari tiap - tiap bagian baju
kebesaran adalah sebagai berikut.
a. Udeng Batik poteh pancot miring
warna hitam tiga tingkat
Udeng ini memiliki makna bahwa udeng
ini merupakan ciri khas dari Jawa Timur, bermotif batik dan memiliki pancot.
b. Jas tutup badan ( beskap )dengan
asesoris
Beskap Cak memiliki warna putih
gading yang melambangkan kesucian, memiliki 5 kancing berwarna emas yang memiliki
makna arek Surabaya selalu menjunjung tinggi rukun islam.
c. Kuku macan
Pada awalnya gantungan di baju Cak
adalah rantai jam dengan bendel hiasan akan tetapi karena terlalu berat maka
diganti dengan kuku macan. Kuku macan sendiri memiliki makna kekuatan dan
ketangkasan yang tak terbatas sehingga Cak menjadi pelindung yang tangguh dan
dapat dihandalkan. Kuku Macan biasanya digantungkan pada kancing kedua dari
kelima kancing baju beskap
d. Sapu tangan merah
Sapu tangan merah ditempatkan di
saku sebelah kiri atas beskap kebesaran. Sapu tangan ini melambangkan cak
merupakan sosok yang penuh dengan loyalitas dan setia
e. Jarik Parikesit, Rawon atau
Gringsing Wiron
Jarik merupakan salah satu lambang dari
keluwesan Jawa. Selain itu dalam bertindak arek Surabaya diharuskan untuk bisa
bekerja seefektif dan seefisien mungkin tapi tetap tidak meninggalkan aturan
dan norma yang ada.
f. Terompah
Terompah merupakan salah satu unsur
baju kebesaran Cak Surabaya. Terompah adalah simbol kecerdasan, foundation,
tempat berpijak, berpikir, termasuk kemudian simbol segala yang duniawi.
Sedang Ning
Surabaya mengenakan sanggul bentuk gelung rambut biasa, pakaiannya menggunakan
kebaya dengan selendang atau kerudung yang diberi renda-renda, dibordir
dengan warna muda. Kebaya dan kerudung, warnanya sama. Kain kebaya tidak
boleh tembus pandang, sehingga tidak memperlihatkan pakaian dalam. Lalu memakai
peniti renteng.
Bagian bawahnya, busana Ning menggunakan kain sarung batik pesisir, kemiren
harus terlihat dengan tumpal yang diletakkan di bagian depan.
Telinga dihiasi anting-anting panjang, kaki memakai binggel dan tanga
memakai gelang emas. Mata diberi celak, jari-jari diberi pacar (warna).
Alas kaki berupa selop bertutup depan, runcing dan tinggi minimal 7 sampai 9
centimeter.
RUMAH ADAT
Rumah
Situbondo
Rumah Joglo
Terima kasih sudah membaca gabungan artikel ini.
credits:
Ludruk
merupakan salah satu genre teater di JawaTimur. Ini adalah bentuk
kinerja tradisional yang disajikan oleh serombonganaktor (atau komedian)
di atas panggung, kembali menceritakan kisah kehidupanseseorang
sehari-hari dan perjuangan mereka. Asal-usulnya tidak jelas,
namundiyakini awal abad ke-13. Dialog atau monolog di ludruk kebanyakan
komedi. Paraaktor hampir selalu menggunakan dialek Surabaya. Sekalipun,
ada bintang tamudari daerah lain, seperti Jombang, Malang, Madura,
Madiun yang masing-masingakan menggunakan dialeg Jawa yang berbeda
bekerja dalam sutau penampila, secarakeseluruhan, mereka sederhana dan
mudah, membuat ludruk mudah dipahami olehsemua orang. Hal ini
kadang-kadang diselingi dengan lelucon dan diiringi uaragamelan. - See
more at:
http://juanda-airport.com/detail/wisata/ludruk#sthash.t5fm5XC4.dpuf
Ludruk
merupakan salah satu genre teater di JawaTimur. Ini adalah bentuk
kinerja tradisional yang disajikan oleh serombonganaktor (atau komedian)
di atas panggung, kembali menceritakan kisah kehidupanseseorang
sehari-hari dan perjuangan mereka. Asal-usulnya tidak jelas,
namundiyakini awal abad ke-13. Dialog atau monolog di ludruk kebanyakan
komedi. Paraaktor hampir selalu menggunakan dialek Surabaya. Sekalipun,
ada bintang tamudari daerah lain, seperti Jombang, Malang, Madura,
Madiun yang masing-masingakan menggunakan dialeg Jawa yang berbeda
bekerja dalam sutau penampila, secarakeseluruhan, mereka sederhana dan
mudah, membuat ludruk mudah dipahami olehsemua orang. Hal ini
kadang-kadang diselingi dengan lelucon dan diiringi uaragamelan. - See
more at:
http://juanda-airport.com/detail/wisata/ludruk#sthash.t5fm5XC4.dpuf